Jumat, 29 Maret 2013

Fosil Burung Pterosaurus

 http://wscdn.bbc.co.uk/worldservice/assets/images/2011/01/21/110121110432_pterosaur_egg_466x262_junchanglu_nocredit.jpg

Gudang Burung - Telur itu mengisyaratkan bahwa reptil kuno yang bisa terbang itu adalah betina, dan penemuan ini meyakinkan para peneliti untuk pertama kali dalam menentukan jenis kelamin burung ini.Para ahli palaeontologi atau ahli ilmu pra sejarah itu menulis dengan tegas di majalah Science mengenai perbedaan gender burung pterosaurus, termasuk pengamatan bahwa hanya jenis jantan yang memiliki jambul.


David Unwin, palaeontolog dari Departemen Studi Museum dari Universitas Leicester Inggris adalah anggota tim peneliti.Dia mengatakan kepada BBC penemuan ini sungguh mengangumkan: "Jika ada yang mengatakan pada saya beberapa tahun lalu bahwa kita akan bisa menemukan hubungan ini, saya pasti akan menertawakannya dan menjawab, 'yah mungkin akan kita temukan sejuta tahun lagi', karena hal seperti ini sangat sangat langka."

Pterosaurus, kadang-kadang disebut juga sebagai pterodactils yang mendominasi angkasa pada era Mesozoic yaitu periode antara 250 juta tahun lalu dan 65 juta tahun lalu.

Periode ini dikenal juga sebagai Zaman Dinosaurus karena pada masa inilah dinosaurus berkembang dan juga punah pada saat itu. Walaupun binatang melata atau reptil seperti dinosaurus yang bergerak lamban di dataran dibawah mereka, mereka sendiri bukan tergolong dinosaurus, seperti anggapan banyak orang.

Betina berpanggul besar

Spesimen ini diperkirakan berumur sekitar 160 juta tahun lalu.
Fosil ini ditemukan oleh Junchang Lu dan rekan-rekannya ketika mereka menggali gunung batu hasil sedimentasi di provinsi Liaoning, Cina yang memang terkenal sebagai tempat berburu fosil.
 
Kami sekarang yakin bahwa kami disini menangani dua gender, jantan dengan jambul besar dan panggul yang kecil, sementara betina tidak berjambul dan bokongnya lebih besar

Dalam beberapa tahun terakhir ada banyak temuan besar di daerah ini, termasuk beberapa dinosaurus berbulu mirip burung yang mengubah pendapat mengenai evolusi burung.Fosil temuan terbaru ini berasal dari kelompok Darwinopterus tetapi tim peneliti lebih sering menyebutnya dengan sebutan "Nyonya T" [singkatan dari Nyonya Pterodactil].

Keadaan kulit telur burung ini mengisyaratkan bahwa telur ini sudah matang dan bahwa Nyonya T hampir menetaskan telur itu ketika mati.Dia tampaknya mengalami cedera sehingga kaki kirinya patah. Para peneliti berspekulasi, mungkin dia jatuh dari langit ketika badai atau mungkin ledakan gunung berapi, jatuh tenggelam ke sebuah danau dan kemudian awet dalam lapisan tanah.

"Yang paling penting mengenai temuan ini adalah burung ini memiliki bokong yang lebih besar dibandingkan pterosaurus yang sama, Darwinopterus," jelas Dr Unwin. 

"Tampaknya ini masuk akal karena burung betina bertelur dan mereka perlu bokong yang lebih besar. Dan yang lebih seru lagi adalah tengkorak kepalanya polos, sementara beberapa fosil-fosil Darwinopterus, ada beberapa tengkorak kepalanya yang berjambul.

"Kami sekarang yakin bahwa kami disini menangani dua gender, jantan dengan jambul besar dan panggul yang kecil, sementara betina tidak berjambul dan bokongnya lebih besar."-bbc

0 komentar:

Posting Komentar