Kamis, 29 Agustus 2013

Faktor Fluktuatifnya Harga Burung



Gudang BurungJika ada yang bertanya, kenapa harga untuk setiap burung kicauan itu berbeda-beda? Apa sih penentu tinggi rendahnya harga burung kicauan? Bukankah umumnya setiap burung kicauan sudah jelas memiliki kemampuan berkicau. 

Mungkin diantara kita pernah berpikiran seperti itu, kenapa harga burung kicauan A lebih mahal daripada harga burung kicauan B, apa yang menjadi tolak ukurnya. Kembali ke pernyataan sebelumnya bahwa setiap burung kicauan memiliki kemampuan berkicau, yang perlu digaris bawahi adalah kemampuan variasi kicauan setiap burung itu berbeda-beda. 

Sama halnya ketika dalam sebuah ajang kontes bernyanyi, tidak semua peserta yang mengikuti kontes tersebut menjadi pemenang, padahal mereka-mereka yang mengikutinya sudah bisa dikategorikan mampu ‘bernyanyi. Tentunya yang menjadi pemenang adalah penyanyi-penyanyi dengan karakter dan suaranya yang merdu. 

Ketika penilaian-penilaian tersebut menunjukkan kualitas pada objek tertentu maka secara otomatis akan menaikkan level tingkatan apapun (harga ataupun kuantitas) sehingga nilai dari objek tersebut menjadi tinggi.
Nah, Untuk burung kicauan sendiri penilaian-penilaian/faktor yang mempengaruhi perbedaan untuk setiap harganya bisa disebabkan sebagai berikut :

  • Kemampuannya dalam berkicau
Tentu saja ini merupakan faktor yang paling mendasari tinggi rendahnya harga burung kicauan. Para penghobi pasti sudah mengerti kenapa harga burung kicauan seperti Murai batu lebih mahal dibanding harga burung kicauan lainnya. 

Yah, kemampuan Murai Batu dalam mengolah variasi kicauannya merupakan nilai plus yang tidak dimiliki burung kicauan lain. Itulah kenapa, harga murai batu melonjak tinggi. Keunikan suara kicauan juga bisa menjadi penyebab tingginya harga, contohnya burung cucak jenggot dan jalak suren. Intinya, semakin menarik kicauan burung tersebut di mata banyak orang, maka nilai harga jualnya juga akan semakin tinggi.
  • Keindahan penampilan
Tidak sedikit orang membeli burung kicauan karena terpesona melihat kemolekan burung tersebut. Beberapa burung kicauan memiliki bentuk tubuh yang gagah nan indah walau tanpa diimbangi suara kicauan yang merdu, kita sebut saja burung Merak, cendrawasih, kasuari, love bird. Biasanya mereka yang membeli burung kicauan seperti ini bukan untuk dilombakan melainkan sebagai burung hias. Burung kicauan yang memiliki kelebihan daya tarik penampilan fisik yang indah membuat harganya menjadi mahal.
  • Kelangkaan populasinya
Tau kenapa burung kicauan sejenis burung imprit, burung trocok dan burung lainnya yang masih sering kita melihatnya harganya relatif murah? karena proses mendapatkannya sangatlah mudah atau masih dikatakan gampang, sehingga daripada membeli mereka lebih baik mendapatkannya sendiri. Sekarang zamannya memang seperti itu, contoh lainnya saja pada uang kuno.

Uang kuno pada zaman dahulu yang memiliki nilai Rp 1, Rp 5 mungkin sekarang jika kita ingin mendapatkannya pada pengoleksi uang klasik, pasti mereka akan mematok harga jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Begitu juga dengan burung kicauan, nyatanya saja pada burung kicauan seperti jalak bali yang sudah dinyatakan langka, harga pasarannya sekarang di atas 10 juta rupiah. 

Karena jumlah populasinya yang semakin sedikit membuat burung kicauan langka memiliki harga yang sangat tinggi. Jadi, tidak menutup kemungkinan burung kicauan yang mungkin saat ini harga jualnya murah, ke depan akan menjadi burung kicauan kategori mahal akibat kelangkaan jenisnya di alam liar.

Faktor-faktor di atas merupakan faktor yang umum dijadikan tolak ukur tingkatan harga setiap burung kicauan. Mudah-mudahan menghilangkan rasa penasaran anda dan semoga bermanfaat. Terima kasih

0 komentar:

Posting Komentar