Sabtu, 10 Agustus 2013

Kisah Si Terapis Burung Macet


Gudang Burung  - Berawal dari sekedar hobi, Eko Santoso beralih profesi menjadi terapis burung yang mogok berkicau. Jasanya kini diburu para pemilik burung seharga jutaan sampai puluhan juta rupiah.
 
Kian tenarnya warga Kelurahan Karangwaru itu di kalangan para penghobi tak lepas dari semakin banyaknya kasus burung mogok ‘bernyanyi’. Baik karena faktor stres, salah ransum makanan, atau penyebab lain. Bila sudah begini kejadiannya, pasti sang pemilik burung akan bertandang ke rumah Eko.

Untuk memulihkan burung yang mogok berkicau, Eko yang sudah menggeluti profesinya selama 6 tahun pasti memperhatikan habitat asal burung yang diterapi. Kemudian mencermati ransum makan, rutinitas mandi, waktu isolasi di ruang gelap, lamanya dijemur di bawah sinar matahari, dan pasokan air minum murni. Dengan sentuhan tangan dinginnya, burung-burung itu pun riang gembira dan bernyanyi lagi.

“Pemulihan burung kicau yang mogok, seperti kenari, tledekan, kacer, dan pentet memerlukan waktu dua minggu. Sedangkan burung anis merah dan cucak ijo memerlukan waktu lebih lama yakni dua bulan,” ujar Eko.

Eko menjelaskan, burung yang mogok berkicau dan diterapi olehnya sangat beragam jenis dan harganya. Mulai dari harga tiga sampai puluhan juta rupiah.

Saat ini Eko dibantu oleh anaknya menerapi tujuh ekor burung. Dengan keahlian yang dimiliki selama menerapi burung yang mogok berkicau Eko tidak memungut biaya kepada sang pemilik. Hanya saja pemilik burung biasanya mengganti biaya makanan selama proses terapi, nominalnya pun tidak terlalu besar.

Nah jika burung Anda ngambek, jangan khawatir, silahkan saja datang ke tempat Eko dan menjalani terapi. Insya Allah burung Anda akan berkicau lagi. 

0 komentar:

Posting Komentar