Gudang Burung - Demi mengejar kepuasan sebagai orang peburung sejati, tiga, empat, lima ekor burung piaraan bergelantungan di teras rumah terkadang masih belum cukup. Bagi orang awam, mungkin ini dianggap sesuatu yang gila. Namun bagi mereka penikmat nyanyian burung justru sebuah kebahagiaan tanpa batas.
Lantas apakah menggeluti hobi hanya untuk menenangkan hati dan fikiran di rumah? Ternyata ini tergantung seperti apa planning seseorang dalam menggeluti hobinya. Jika sasarannya hanya untuk mencari kepuasan batin, maka kepuasan batin yang didapat. Bila orientasinya materi, tidak tertutup kemungkinan seseorang itu akan mendapatkan apa yang diharapkan. Bahkan, dengan hobi seseorang juga bisa menjadi menjadi jutawan.
Nando Single Fighter (SF), 32, seorang kicau mania asal Lukah Pandan, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok yang telah dinobatkan sebagai Raja Sumatera skop nasional kelas Murai Batu (MB) lewat berbagai iven, juga punya cerita tersendiri soal dunia burung.
Baginya memelihara burung bukan sekadar hobi. Ini ajang melatih kesabaran, pengendalian emosi, sekaligus sumber mata air (pendapatan keluarga). Setelah lebih lima tahun menggeluti dunia ini, bapak satu putri ini pun menemukan jati dirinya.
Ketika disinggung soal kenapa menerjuni dunia kicaumania hingga mendirikan counter burung di kawasan jalan lintas Lukah Pandan, Kota Solok, kepada Padang Ekpres, kemarin (23/6), mantan pengusaha bengkel sepeda motor ini mengaku, semua berawal dari masukan seorang temannya, setelah sebelumnya usaha bengkelnya tidak lagi bisa diandalkan untuk membiayai beban hidup keluarga. Dengan modal Rp10 juta, mulai didirikan counter burung tahun 2009 lalu.
Lama kelamaan, Nando pun kian kepincut dan merasa nyaman sebagai seorang kicaumania, hingga perhatian sempat tercurah pada tiga ekor burung piaraan yang dibelinya dari tukang pikat, yakni jenis Murai Batu, Cucak Hijau Super, dan Love Bird.
Berkat sabar, akhirnya mimpi Nando perlahan menjadi kenyataan. Satu persatu iven dimenanganinya, hingga akhirnya dinobatkan sebagai Raja Sumatera bersama tujuh senjata pamungkasnya, yakni Murai Batu, Cucak Hijau Super, Cucak Hijau Kepala Kuning, Kapas Tembak, Love Bird, Kacer, dan Kenari.
Sempat diceritakannya, pada awal Juni lalu dalam lomba dan pameran burung berkicau Tingkat Sumatera Pesona Nusantara Tobasa Award, meraih juara I kelas pariwisata jenis Love Bird, Juara II dan III kelas PG3SD jenis Love Bird, Juara kelas Akbid P3SD jenis Cucak Hijau, Juara V kelas Pariwisata jenis Murai Batu, Juara VI kelas Bupati jenis Murai Batu. Di akhir 2012 lalu, juga sukses dalam Mega Iven Raja Sumatera LKMI di Padang, meraih nominasi terbaik juara I kelas Murai Batu atas nama Raden Udara hingga dinobatkan sebagai Raja MB Sumatera.
Begitupun di kelas lainnya, mendapat juara I kelas Love Bird Sumatera dan dinobatkan sebagai Love Bird Champion. “Sebetulnya, awalnya saya cukup gamang akan bisa menjadi jawara, mengingat para pesaing kebanyakan kalangan berduit, konglomerat, bersamaan burung tandingnya yang mahal, sementara saya hanyalah orang biasa-biasa saja, mobil pun rentalan. Namun saya percaya diri saja untuk selalu tampil,” tutur Nando kembali mengenang masa lalunya.
Nando juga berpandangan, menikmati hobi tidak boleh setengah-setengah. Menikmati hobi juga harus menjadi bahagian dari gaya hidup disertai rasa keiklasan, karena hobi bukan mutlak masalah materi, dengan kondisi sederhana pun tetap bisa menjadi jawara asalkan berani dan gigih. Bila momongan (burung rawatan-red) sudah kategori jawara, nilainya bisa melampoi harga mobil baru.
“Kuncinya, adalah setelan harian, mulai dari mandi, penjemuran, perlakuan hingga bagaimana pengaturan pakan yang baik. Hindari penekanan karakter secara berlebihan, sebab ada kalanya momongan itu lagi tidak mood, jadi biarkan saja prilakunya mengalir. Upayakan juga agar anggota keluarga ikut menyayangi burung piaraan di rumah,” imbuh Nando.