Rabu, 12 Juni 2013

Ilmuwan University of Maryland Sukses Terbangkan Burung Canggih

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1997683.jpg

Gudang Burung - Dinamai Robo-Raven, robot burung ini dibuat dari material serat karbon, plastik tahan panas, Mylar foil dan busa. Robot ini memiliki kemampuan unik untuk mengepakkan sayap dengan bebas sehingga memungkinkan melakukan manuver aerobatik ekstrim.

Pada awal pengembangannya, ilmuwan menggunakan dua aktuator untuk sayapnya yang memerlukan baterai lebih besar dan micro controller on-board.

Namun robot ini menjadi sulit terbang karena bobot yang berat akibat penggunaannya, hingga akhirnya ilmuwan berpaling ke proses manufaktur canggih seperti 3D printing dan laser cutting.

Kini berat robot burung ini hanya 9,7 gram dan memiliki bentang sayap sepanjang 34.3 cm, dengan muatan maksimum hampir enam gram.

Potensi robot burung ini telah diakui oleh US Army yang juga turut memberikan sumbangsih berupa pendanaan penelitian. US Army berharap robot burung ini dapat dikembangkan menjadi agen perang yang tidak mencurigakan musuh karena geraknya yang tersamar dengan burung biasa.

Manuver dari robot burung ini begitu realistis hingga burung lainnya di udara juga tertipu dan berpikir robot burung ini adalah salah satu dari mereka.

Menurut Army Research Laboratory, kemampuannya menyamar seperti burung asli dan bobotnya yang ringan bisa menjadikan robot burung ini sangat bermanfaat dalam operasi militer.

"Robot burung diharapkan dapat menawarkan kemajuan dalam banyak aplikasi yang berbeda seperti pertanian, pengamatan dan pengawasan lingkungan," kata Dr SK Gupta, profesor di Maryland University, seperti dinukil DailyMail.

"Robo-Raven baru permulaan. Di masa depan, burung eksotis yang Anda lihat di perjalanan Anda ke Hawaii mungkin adalah robot," imbuhnya.

Tim University of Maryland kini juga bekerja pada pengembangan sayap bertenaga surya sehingga Robo-Raven dapat mendarat dan mengisi tenaganya sebelum melanjutkan misi.

Saat ini Robo-Raven belum bisa terbang dengan dibekali sensor karena muatannya sangat terbatas. Tetapi penelitian lanjutan diharapkan dapat menemukan bagaimana tentara seperti US Army juga bisa menggunakannya.

0 komentar:

Posting Komentar