Syarat Agar Tumbuh - Di Indonesia, jahe ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 900 meter dpi. Di tempat yang lebih tinggi jahe masih bisa tumbuh, misalnya di Kebun Percobaan Manoko, Lembang (1.200 meter dpi.), tetapi produksinya rendah. Paling ideal jahe ditanam di ketinggian 350-600 meter dpi, seperti di Malang, Garut, dan Curup (Bengkulu). Jahe mutlak membutuhkan lahan subur Tanah latosol merah cokelat dan andosol sangat tepat untuk pertumbuhan jahe. Tanah tersebut banyak mengandung humus. Keasaman tanah yang ideal untuk tanaman jahe ber-pH 6,0- 7,0.
Apakah burung cinta suka minum jahe ? |
Curah Hujan - yang diperlukan jahe 2.500-4000 mm/tahun. Lahan funis memiliki sistem drainase yang baik. yakni mampu menyimpan dan melewatkan air. Kecukupan air dapat dipenuhi dalam bentuk curah hujan alau pengairan. asalkan lahan tidak tergenang. Penanaman di lahan beririgasi cukup menguntungkan karena tanaman jahe bisa mendapatkan pengairan secara rutin. Iklim yang diinginkan jahe adalah dari panas hingga sedang dengan kelembapan udara tinggi. Suhu udara 21- 35° C sangat baik untuk pertumbuhan rumpun jahe- Semakin rendah suhunya, usia panennya akan semakin panjang. Jahe membutuhkan ruang terbuka dan manerima cahaya matahari secara penuh. Selama fase pembentukanakan, jahe membutuhkan banyak sinar matahari agar pertumbuhannya optimal. Jika ditanam di tempat yang agak terlindung (misal di pekarangan), jahe akan berdaun lebar tetapi ukuran rimpangnya kecil.
Mempersiapan Lahan - Jahe cocok diusahakan di lahan tegalan kering. karena bebas dari genangan air. Bisa juga menggunakan lahan sawah, tetapi harus mengolahnya dulu. Tanah sawah biasanya liat dan padat ketika kering dan cenderung bersifat asam (pH rendah). Karena itu. pengolahannya membutuh-kan masukan pupuk organik dan kapur yang banyak. Keberhasilan budi daya jahe sangat ditentukan oleh persiapan lahan sebelum bibit ditanam dan perlakuan Bibit selama discmai. Selanjutnya dibutuhkan perlakuan pemcliharaan berupa penyiangan. penyulaman, pembubunan, pemulsaan, pemupukan. dan pengendalian gangguan hama penyakit.
Pola Tanam - Pembudidayaan tanaman Jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu, memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi dan pendapatan tinggi. Namun pada daerah lain, pembudidayaan tanaman Jahe secara monokultur kurang dapai diterima. dengan alasan selalu menimbulkan kerugian. Berdasarkan pernyataan terakhir inilah, budidaya Jahe dapai ditempuh secara lumpangsari. lanam sisip atau sela. lumpang gilir aiau rotasi, dan tanam campur (mixed cropping). Dalam kondisi tertentu pola tanam seperti tersebut di atas dapat memberikan berbagai keuntungan. baik ditinjau dari aspek ekonomis, lingkungan maupun agronomis. Kalau kita simak, keuntungan-keuntungan itu adalah sebagai berikut :
- Mengurangi risiko kerugian yang disebabkan fluktuatifnya harga komoditi pertanian termasuk Jahe.
- Menekan biaya operational, seperti tenaga kerja pemelihara tanaman.
- Meningkatkan produktivitas tanah dan sekaligus memperbaiki sifat fisiknya.
Mengolah Tanah - Pengolahan tanah merupakan persiapan tanam yang pertama kali haras dikenakan dengan matang. Setidaknya. seminggu sebelum tanam. lahan harus sudah siap. Pengolahan itn dilakukan 1-2 kali pembalikan agar tanah gembur. Caranya. tanah dibersihkan dari rumput. gulma, dan kotoran. kemudian ditraktor alau dibajak sedalam 20cm. Bersihkan akar dan kotoran yang terselip dalam bongkahan tanah. Selanjutnya tanah dihaluskan agar remah dan gembur. kemudian diratakan. Di daerah banyak hujan. lahan perlu dibajak beberapa kali. Pembajakan itu akan membuat tanah lebih gembur. air tidak munggenang, dan mudah meresap.
Ciri Khas Akar Jahe - tanaman Jahe termasuk tanaman monokotil. sehingga akarnya disebui akar serabut atau akar buku karena ia keluar dari buku rimpangnya. Dan akar-akar serabut inilah yang sesungguhnya berperan dalam menyerap unsur hara di dalam tanah. Panjang akar berkisar antara 10 - 35 cm, dan dalamnya antara 10 - 30 cm. Selanjutnya perlu diketahui, bahwa pengolahan tanah yang terlalu dalam, sebenarnya tidak menguntungkan, karena akar Jahe adalah akar serabut, sehingga tidak mungkin menerobos ke dalam lanah melebihi 50 cm. Bahkan pengolahan tanah terlalu dalam ini dikhawatirkan akan mengakibatkan terangkatnya tanah-tanah mentah yang tanpa sengaja justru menempati posisi di mana akar serabui berada, sehingga pertumbuhan tanaman Jahe tidak baik. Sudiarto dari Balai Penelitian Tanaman Rcempah dan Obai (Baliiiro) Bogor, pemah menguji apakah cara penggarapan lanah sistem Baumgarten dapat meningkatkan produksi Jahe?
Percobaan pengolahan tanah memakai klon Jahe pulih kecil dengan jarak tanam 40x60cm. UkuranpIoi4 x 3 m2, sedang rancangannya acak.lengkap dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Panenan dilakukan pada umur 9,5 bulan.
Pemberian Pupuk - Pada saat membuat bedengan atau meratakan tanah. lahan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang. kompos, blotong (ampas pabrik gula), dan bokasi. Pupuk organik yang digunakan harus benar-benar matang. tandanya berwarna hitam, tidak menggumpal (remah), dan tidak berbau. Manfaat pemberian pupuk dasar adalah untuk mcmpertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara datam tanah, serta membuat drainase dan aerasi lebih lancar. Per hektar lahan membutuhkan pupuk kandang 10-20ton. Pupuk itu dapat disebar di permukaan bedengan, kemudian dicampur rata dengan tanah. Bisa juga dimasukkan dalam lubang tanam. Tiap lubang membutuhkan pupuk kandang 2,5-4 kg. Selanjutnya tambahkan 200 kg TSP dan 300 kg KCI, juga sebagai pupuk dasar
Penyemaian Kualitas Bibit - Budidaya jahe yang dilakukan secara benar akan mendatangkan hasil menggembirakan, Salah satu faktor yang menentukan suksesnya budi daya jahe adalah penggunaan bibit yang berkualitas. Bibit dari hasil perbanyakan yang berasal dari pemecahan rimpang umumnya lebih mudah tumbuh meskipun ditanam ala kadarnya. Namun, beberapa pekebun jahe lebih suka menggunakan bibit yang memenuhi kriteria dan mendapat perlakuan khusus seperti berikut :
1. Bibit jahe sehat, sudah tua (berumur 9-12 bulan), berasal dari tanaman yang subur.
2. Bibit berukuran besar, karena lebih Unggi produksinya dibandingkan yang kecil.
3. Ukuran bibil seragam.
4. Bibit berasal dari rumpun yang bcrbobot 1 kg per rimpang.
5. Bibit berasal dari rimpang yang telah disimpan 3 bulan setelah panen.
6. Bibit berupa rimpang yang sehat, segar, dan kulitnya tidak berkerut.
7. Rimpang terpilih dipotong-potong menjadi setek rimpang berukuran panjang 5 cm. bobot 20-80 gram
atau rala-rata 50 gram per potong.
8. Setiap setek mengandung tiga mata tunas.
9. Setek rimpang direndam larutan Agrimysin 1% selama 8-10 jam agar tidak terserang penyakit busuk rimpang.
Beragam Jahe : Berdasarkan bentuk. ukuran dan warna rimpang, jahe dibedakan atas tiga kultivar. Masing-masing kultivar tersebut sebagai berikut :
- Jahe Badak atau Gajah jahe yang rimpangnya besar. gemuk. bewarna putih alau kuning. rasanya kurang pedas. banyak mengandung air. Jenis jahe ini lazim disebut jahe badak. jahe gajah, atau jahe madur. Di Sumatera disebut jahe kombongan. Kadar minyak asiri jahe badak yang berwarna kuning bisa
di atas 1,5 ml per 100 gram rimpang. sedangkan yang putih di bawahnya. Jahe badak segar diperdagangkan sebagai rimpang segar setelah dipanen pada umur 8-9 bulan. Rimpang tua ini padat berisi. Ukuran rimpangnya minimum 150-200 gram per rumpun. Ruasnya utuh daging rimpangnya cerah bebas luka dan bersih dari balang semu, akar, serangga. tanah. dan kotoran yang melekat.
Artikel :
Cara beternak burung kacer
Cara Ternak Burung Murai Batu
Penjual Piyek Lovebird atau Labet
Cara Ternak Burung Cucak Rowo
Cara Mudah Ternak Burung Lovebird
- Jahe Merah memiliki rimpang kecil, ramping, kurang mengandung air, berwarna merah atau jingga, dan rasanya pedas. Jahe ini juga terkenal dengan sebutan jahe sunti. Di Malaysia disebut haliya padi atau
haliya udang. Kadar minyak asiri pada jahe pedas di atas 3 ml tiap 100 gram rimpang. Jahe ini merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional. Umumnya dipasarkan dalam bentuk rimpang segar dan jahe kering.
- Jahe Kniprit/Jahe putih kecil lazim disebut jahe emprit alias jahe pehit. Rimpang jahe ini kecii ramping, kurang mengandung air, berwarna putih atau kuning, dan rasanya pedas.Diperdagangkan dalam bentuk segar ataupun kering. Jahe ini umumnya dikonsumsi untuk bumbu dapur dan bahan baku industri jamu. Jahe yang rasanya pedas ini kadar minyak asirinya sekitar 2 ml tiap 100 gram rimpang untuk membuat jahe kering, rimpang dipanen setelah berumur sembilan bulan. Dalam bursa perdagangan internasional, dikenal beberapa bentuk jahe kering seperti black ginger, coated ginger, white ginger, dan scraped ginger.
Nama Ilmiah Jahe - Zingiber officinale Rose. Kata zingeber berasal dari bahasa Yunani yang pertama kali dilontarkan oleh Dioscorides pada tahun 77 M. Nama inilah yang digunakan Carolus Linnaeus seorang ahli botani dari Swedia untuk memberi nama latin jahe. Tanaman yang masih berkerabat dekat dengan jahe antara lain bangle, lempuyang wangi, dan lempuyang pahit. Sosok dan daun yang paling mirip jahe adalah bangle. Namun helaian daun bangle lebih besar dan aromanya juga berbeda. Jahe merupakan terna tahunan yang tumbuh merumpun. Bagian-bagian tanamannya terdiri atas batang, daun, bunga, dan rimpang :
- Berbatang Semu Jahe tumbuh merumpun, berupa terna tahunan berbatang semu. Tanaman tumbuh tegak setinggi 30-75cm. Seluruh batang semunya terbentuk dari seludang daun yang memanjang, tertutup, dan melingkar. Bagian luar batang agak licin, agak mengilap, dan berwarna hijau tua. Batangnya basah karena banyak mengandung air sehingga digolongkan ke dalam herba.
- Berdaun Sempit Helaian daunnya bertangkai pendek sepanjang 0,75-1cm. Bentuk helaian daun lanset dengan ujung lancip. Panjang daun 15-23 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Tangkainya berbulu atau gundul. Ketika daun mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang) tetap hidup dalam tanah. Rimpang
- Berbunga Seperti Gada Bunga muncul tak jauh dari induk rimpang, berbentuk malai tegak lurus setinggi 25 cm. Tangkai bunga tertutup pelepah, tidak berhelai daun, dan pada tingkatan tertentu menjadi pelepah bunga. Malai yang belum membuka dari kejauhan tampak seperti gada. Bunga tumbuh di setiap pelepah yang membentuk tiga helai mahkota. Warnanya hijau kekuningan dan bertitik-titik ungu. Benang sarinya ada dua batang, tetapi hanya satu yang subur.
- Rimpang Gemuk Bercabang Rimpang jahe membentuk umbi. Besar kecilnya umbi tergantung pada varietas tanamannya. Rimpang agak pipih ke pinggir membentuk cabang (ranting) ke segala arah yang saling tumpang tindih. Cabang rimpang yang berada di atas dapat tumbuh membentuk batang baru, sedangkan yang berada di bagian bawah merupakan perakaran baru
Rimpang jahe berbuku-buku, gemuk. agak pipih. membentuk akar lateral (akar serabut). Rimpang tersebut tertanam kuat dalam tanah dan semakin membesar sesuai dengan bertambahnya usia dengan membentuk rimpang-rimpang haru. Kulit lunr rimpang mudah dikelupas. Rimpang berkulit agak tebal. membungkus daging rimpang (jaringan parenchyma). Di dalam sel-sel rimpang tersimpan minyak asiri yang aromatis dan oleoresin khas jahe, Selama pertumbuhan, jahe mengalami masa istirahat menjelang akhir musim kemarau dengan didahului mengeringnya batang dan daun. Masa istirahat ini lazim disebut periode senescence. Rimpang induk dapat bertahan lebih dari setahun di dalam tanah yang akhirnya akan mengayu. Rimpang yang sudah mengayu disebut "langkeong" atau "bali". Di daerah Kuningan, jawa Barat lengkeong masih bisa dijual sebagai bibit. Harganya lebih mahal daripada rimpang jahe umur setahun.
Semoga penulis asli artikel yg ikhlas diatas (bukan aku) mendapatkan ganjaran pahala yg setimpal, dan kita berharap rempah-rempah di indonesia mampu memenuhi kebutuhan masyarat bumi. jahe rasanya buka titik jos anget e , lumayan buat musim hujan biar bablas angine. hahaha... :D
Sekian dulu Artikel tentang Cara Menanam Jahe Dan Persiapan Lahan
0 komentar:
Posting Komentar