Pulau Dewata Bali memiliki beragam destinasi wisata, mulai dari obyek wisata alam seperti Pantai Kuta, Gunung Agung, dan Taman Nasional Bali Barat, wisata sejarah dan budaya seperti Istana Tampak Siring, Pura Taman Ayun, hingga seni pertunjukan Tari Kecak dan Tari Barong. Selain dapat menikmati beragam obyek wisata tersebut, ada baiknya wisatawan juga menjajal keunikan atraksi wisata di Taman Burung Bali atau yang juga dikenal dengan Bali Bird Park.
Di tempat ini, wisatawan akan menemukan `surga burung` di tengah hutan hujan tropis buatan. Selain sebagai wahana rekreasi, lokasi ini juga cocok untuk kegiatan penelitian dan pendidikan mengenai satwa unggas baik yang ada di Indonesia maupun mancanegara.
Taman Burung Bali mulai dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1995. Sejak saat itu, taman burung ini terus berkembang hingga mencapai luas lahan sekitar 2 hektar. Sejak awal, taman burung ini dibangun dengan konsep botanical garden untuk tempat hidup dan berkembang aneka spesies unggas dari berbagai negara di dunia. Oleh sebab itu, Taman Burung Bali juga termasuk dalam ketegori lembaga konservasi yang bersifat ex-situ, yaitu ekosistem buatan yang dipilih dan dibangun untuk tujuan konservasi hewan di luar habitat aslinya.
Meski demikian, pengelola Taman Burung Bali tetap berusaha menciptakan lingkungan buatan yang mirip dengan hutan hujan (rainforest) yang menyerupai habitat asli unggas-unggas yang dipelihara dalam taman burung ini. Semula, areal yang telah `disulap` menjadi hutan hujan tropis buatan ini adalah lahan persawahan.
Namun, berkat kecerdikan para perancangnya, lahan persawahan tersebut kemudian ditata sedemikian rupa dengan berbagai macam tanaman tropis (beberapa di antaranya adalah tanaman langka) dan dilengkapi dengan air terjun, telaga, dan kolam ikan buatan sehingga para pengunjung seolah-olah sedang berada di tengah hutan.
Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tropis bahkan sengaja didatangkan dari berbagai daerah di luar Bali. Selain tanaman tropis dari Indonesia, koleksi tanaman juga didatangkan dari Australia, Afrika, dan Amerika Selatan. Salah satu koleksi tanaman yang cukup terkenal adalah jenis tanaman blue bismarck palm yang ditanam di sebelah kolam buatan.
Berkunjung ke Taman Burung Bali, wisatawan tak hanya bisa melihat koleksi sejumlah 1.500 ekor burung yang terdiri dari 250 jenis. Di areal wisata ini, Anda juga dapat melihat langsung penangkaran atau pengembangbiakan burung-burung yang sudah langka, mulai dari melihat telur-telur burung, proses penetasan, hingga proses pemberian pakan. Para pengunjung juga dapat berfoto bersama burung-burung yang unik dan memesona (termasuk menyaksikan maskot burung endemik dan langka dari Bali, yaitu jalak bali).
Saat ini, dari sekitar 1.500 ekor burung tersebut, 70 persen di antaranya merupakan burung lokal Indonesia, seperti dara, jalak, kakatua, cendrawasih, kawao, merak, nuri, ayam, gelatik, dan lain sebagainya. Sementara 30 persen lainnya merupakan jenis-jenis burung dari luar negeri. Koleksi dari luar negeri ini berasal dari Afrika.
Antara lain bangau mahkota afrika, flamingo, betet abu-abu, dan congo; dari Amerika Selatan seperti makao biru emas, makao sayap hijau, makao skarlet, makao hycin, skarlet ibis, dan bangau sayap merah; dari Australia antara lain kakatua galah, kakatua mitchel, dan pelikan; serta beberapa unggas dari Cina, yaitu ayam hutan perak, ayam hutan coklat, dan ayam hutan emas.-wisatabali
0 komentar:
Posting Komentar