Salah satu pembudidaya asal Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Rony Febriyanta menjelaskan ada dua jenis burung puyuh yang banyak dikembangkan, yaitu puyuh berwarna coklat dan putih. Khusus puyuh putih diyakini mempunyai banyak keunggulan, seperti lebih jinak, tidak mudah takut maupun tidak mudah stress.
“Selain itu harga puyuh putih afkir dibandrol lebih mahal dibanding puyuh coklat,” papar Rony.
Alumnus Fakultas Ekonomi UGM ini menjelaskan, biasa membeli bibit puyuh di salah satu pengepul. Pembelian dilakukan dua tahap sehingga saat tahap pertama diafkir, tahap kedua masih produktif. Artinya, kandang tidak kosong dan saat ini sudah ada ribuan ekor puyuh yang dipelihara.
“Setelah sebulan pembelian bibit, puyuh sudah produktif bertelur. Dalam satu bulan mampu terkumpul 33 sampai 34 dos dan satu dosnya diisi 750 butir telur puyuh. Harga telur puyuh satu dosnya antara Rp 130 ribu sampai Rp 140 ribu. Sebelum satu minggu sudah harus terjual,” tandasnya.
Rony menambahkan pakan puyuh yang rutin diberikan setiap pagi dan sore buatan pabrik. Saat ini per saknya Rp 270 ribu. Sedangkan penggantian minum cukup pagi hari saja. Setiap pagi diselang-seling mulai dari air sumur biasa, air dicampur vitamin dan air dicampur tetes tebu.
Lalu kembali lagi ke air sumur biasa dan seterusnya.Adapun hasil sampingan dari budidaya puyuh, yakni kotorannya dapat diolah menjadi upuk maupun dijadikan pakan ikan lele-KR
0 komentar:
Posting Komentar