Gudang Burung - Burung hantu yang tergolong liar dan buas, dapat juga menjadi binatang peliaharaan yang lucu dan jinak. Komunitas pnggemar burung malam ini pun kian banyak.
Tak hanya Limbad yang biasa memelihara burung hantu dan digunakan sebagai partner kerjanya. Kini semakin banyak komunitas pecinta burung hantu yang memelihara dan mengkoleksi burung hantu, termasuk di Surabaya.
Komunitas Burung Hantu Surabaya (Kabhasura), berdiri sejak tahun 2012. Kini, anggotanya 21 orang. Tujuan mendirikan komunitas ini, menurut Naufal, sekretaris Kabhasura, bertujuan untuk mempersatukan para pecinta burung hantu dan memperkenalkannya ke masyarakat umum.
“Dulu mitosnya, kalau ada burung hantu, biasanya ada orang mati. Nah, kita ingin menghapus mitos itu. Burung hantu juga bisa dipelihara sperti hewan lainnya,” kata Naufal.
Naufal juga menjelaskankan bahwa burung hantu liar, bisa menjadi jinak asalkan tahu caranya.
“Prosesnya harus melalui karantina. Jadi burung hantu kita taruh di tempat gelap. Bikin ruangan khusus seperti kotak, dan kita kasih makan. Perlu dinormalkan dulu. Karena kalau yang masih liar itu gak mau makan,” ungkapnya.
Harga burung hantu bervariasi, tergantung dari jenis, ukuran dan tingkat kejinakkannya. Selain ajang kumpul sesama pecinta burung hantu, Kabashura juga tidak sembarangan menerima orang yang ingin membeli burung hantu mereka.
“Kita lihat dulu orangnya. Kita tanyai. Kalau asal beli buat pengen-pengen doang, ya gak kita kasih. Kita harus percaya dulu apa falconer (pemilik burung predator) sungguh-sungguh memeliharanya.
Wakil Ketua Kabhasuran, Rendy, menambahkan, jika ada 8 jenis burung hantu asal Indonesia yang mudah dan biasa mereka pegang. Diantaranya, Scops Owl, Javan Owlet, Oriental bay owl, Brown Hawk owl, Barn owl, Spotted wood owl, Buffy Fish Owl, dan Barred Eagle owl.
0 komentar:
Posting Komentar