Gudang Burung - Jangan heran kalau kita makin susah bertemu dengan burung Maleo. Burung yang bertelur dalam tanah di tepi sungai kian langka karena selain hutan tempat mereka bermukin kian terdesak oleh pemukinan atau pembukaan lahan lain untuk berbagai aktivitas manusia, telur burung tersebut juga diburu masyarakat.
Tergerak oleh kondisi itulah PT Pertamina EP bekerjasama BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Sulawesi Tengah melakukan upaya menjaga populasi burung Maleo. Komitmen tersebut, diwujudkan dengan melakukan pelepasan Maleo di Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Moelong, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah Senin (7/10).
Hadir dalam pelaksanaan program CSR tersebut Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sidharto, Direktur Exploration & New Discovery Project Director Eksplorasi Doddy Priambodo, General Manager Operasional Gas Matindok Medianto dan stakeholder lainnya.
Menurut Doddy, Penangkaran Maleo di pesisir pantai bangkiriang merupakan wujud kepedulian Pertamina EP terhadap lingkungan hidup. Lantaran, burung Maleo adalah satwa endemik Sulawesi yang hampir punah karena telur burung Maleo menjadi buruan masyarakat. "Dengan begitu konservasi Maleo harus ditingkatkan, dalam hal ini Pertamina EP membuat penangkaran Maleo untuk membantu proses penetasan telur Maleo," tutur Doddy.
Selain telur yang diburu, punahnya burung Maleo juga disebabkan karena banyaknya penebangan hutan di kawasan hutan Sulawesi. Sehingga burung tersebut bergeser ke tempat lain kemudian punah. "Padahal ini satwa endemik masyarakat Sulawesi harus dilestarikan jangan sampai punah," kata dia.
Sementara itu Kepala Balai KSDA Sul-teng Syihabuddin mengatakan, tanggung jawab penyelamatan satwa seperti Maleo bukan hanya tanggung jawab Pertamina. Namun, lanjut dia, harusnya diemban bersama masyarakat dengan penuh kesadaran menjaga habitat burung Maleo.
"Tanggung jawab hewan endemik bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Perusahaan swasta dan masyarakat di daerah Sulawesi Tengah harus turut berkecimpung dalam menjaga dan melestarikan hewan Maleo," tambahnya.
Wakil Gubernur Sulteng Sudharto mengapresiasi langkah Pertamina EP melestarikan burung Maleo di Sulawesi. Bahkan, dia nengucapkan terima kasih karena turut menjaga hewan endemik di Sulawesi tersebut. "Pertamina sebagai pahlawan pelestarian burung maleo," puji Sudharto.
Medianto menambahkan bahwa konservasi Maleo ini dilakukan sejak 25 Januari 2012, kemudian pada Juli 2013 Pertamina EP melepas 8 ekor burung Maleo. Bulan September 2013 kembali dilepas 12 ekor burung Maleo dan tanggal 8 Oktober 2013 dilakukan pelepas liaran kembali sejumlah 32 ekor burung Maleo.
Selain itu, sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan komitmen terhadap pelestarian bumi, Pertamina EP juga melakukan penanaman pohon 9.000 pohon. Adapun jenis pohon yang ditanam mahoni dan mangrove. Lokasi penanaman di Desa Pandanwangi Kecamatan Toili Barat seluas 5,1 ha, kemudian Desa Tohiti Sari Kecamatan Toiki seluas 1,5 ha dan Kelurahan Tombang Permai Kecamatan Luwuk seluas 0,2 ha.
"Sasaran akan terus ditingkatkan dengan mengembangkan CSR lainnya baik bidang kesehatan maupun bidang lingkungan hidup yang memang sudah berjalan. Ke depan jauh akan dikembangkan lagi," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar