Gudang Burung - Sejumlah perajin sangkar burung di Desa Wirun, Kecamatan Kutoarjo, Purworejo mengaku kelabakan setelah harga bahan baku pabrikan naik. Kenaikan harga bahan pabrikan seperti lem, cat, kawat dan plastik itu terjadi sejak beberapa waktu lalu dan membuat perajin sempat mengurangi jumlah produksi. Bahkan, perajin pun terpaksa menaikan harga jual sangkar agar tidak mengalami kerugian.
Salah satu perajin, Sukirman (32) warga RT 02 RW 8 Desa Wirun, Kecamatan Kutoarjo mengatakan, kenaikan harga itu diantaranya harga cat naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kaleng. Untuk harga plastik saat ini mencapai Rp 28.000 atau naik dari harga sebelumnya Rp 26.000.
Sementara untuk harga lem saat ini mencapai Rp 12.000 atau naik dari harga sebelumnya Rp 10.000.
"Sekarang semua bahan pabrikan naik," tuturnya saat dikonfirmasi, Senin (18/11).
Dia menjelaskan, untuk menutupi membengkaknya biaya produksi perajin pun terpaksa menaikan harga jual sangkar dari Rp 45.000 menjadi Rp 50.000 per buah. Pada tahap awal menaikan harga setor, perajin sempat mendapat protes dari para pembeli atau pengepul.
Bahkan, tingkat penjualan relatif turun. Namun, sejak embeli memahami kondisi perajin, akhirnya pembeli itu mau mengambil produk perajin. "Waktu awal-awalnya menaikan harga, sempat terjadi ribut antara perajin dengan pembeli," katanya.
Perajin lain, Budiyono (35) mengatakan, selama ini perajin sangkar burung Desa Wirun menyuplai kebutuhan sejumlah pasar, diantaranya Pasar Magelang, Temanggung dan Purworejo. Jenis sangkar burung yang diproduksi terdiri atas berbagai macam.
Namun, salah satu produk yang cukup dikenal adalah jenis sangkar burung perkutut. Kendati harga sangkar burung kini mengalami kenaikan, namun permintaan barang relatif stabil lantaran peminat burung saat ini sedang membaik. "Permintaan pasar stabil Mas. Hanya saja, memasuki musim hujan kali ini perajin mengalami kesulitan menjemur," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar