Gudang Burung - Saat proses evakuasi, tiga ekor kakaktua sempat memberontak dan bersuara keras. Mereka ditangkap menggunakan jaring dan dimasukkan ke dua kandang yang memisahkan Kakaktua Jambul Kuning dan Jingga.
Begitupun saat mengevakuasi Kasuari, burung dengan tinggi sekitar 1,5 meter tersebut awalnya dijerat tali di kaki kanannya kemudian setelah terjatuh, empat orang mengangkat ke mobil bak terbuka untuk dibawa ke lembaga konservasi.
Ganjar mengatakan, inspirasinya untuk menyerahkan hewan di rumah dinas ke BKSDA bermula saat lari pagi bersama keponakannya beberapa hari lalu. Saat itu ia mendengar suara burung yang menurutnya seperti tidak bebas dan tersiksa.
"Saya langsung bilang ke BLH, rumit tidak sih prosedurnya kalau mau melepaskan mereka ke habitatnya. Saya itu suka binatang, tapi tidak suka memenjarakannya," tandas Ganjar.
Ia pun berharap bagi siapapun termasuk kepala daerah yang merasa memiliki hewan peliharaan agar bisa merawat peliharaannya layaknya saat hidup di alam bebas. Jika tidak mampu, maka dilepas saja atau diserahkan ke lembaga konservasi.
"Ini masalah hobi, kalau mau memelihara, peliharalah seperti layaknya hidup di alam bebas," tegasnya.
Rencananya empat ekor burung tersebut akan dititipkan di lembaga Konservasi Sido Muncul di Kabupaten Semarang karena belum memungkinkan untuk melepasnya ke habitat asli di Indonesia bagian Timur.
"Akan diikutkan ke lembaga konservasi Sido Muncul, karena sudah resmi, punya tenaga ahli dan ada sumber dayanya," sambung Chrystanto.
0 komentar:
Posting Komentar